10 Startups Besar Yang Lahir di Tengah Krisis. Mau Nyerah? Jangan Dulu!

Memasuki bulan keempat di tahun 2020, iklim bisnis tanah air mulai terlihat lesu. Pandemic COVID-19 menyebabkan aktivitas usaha di berbagi sektor mengendur. Tingkat pertumbuhan ekonomi juga diprediksikan menukik tajam bahkan sampai negatif. Banyak sektor usaha yang berdarah-darah untuk tetap bertahan dan tetap menggerakkan roda bisnisnya.

Meskipun pasar mulai terlihat lesu, namun yang namanya krisis pasti akan belalu. Hanya saja tidak ada yang tahu kapan wabah corona ini akan segera berakhir dan kapan perekonomian dunia akan kembali normal.

Pada tahun 1997/1998 Indonesia pernah mengalamai krisis ekonomi terburuk dalam sejarah modern Indonesia karena krisis moneter. Dalam krisis ini banyak perusahaan  yang bangkrut, bank-bank ditutup dan dilikuidasi, proyek-proyek banyak yang terbengkalai, bahkan setiap hari banyak orang yang kehilangan pekerjaan dan kehilangan mata pencahariannya.

Sedangkan pada tahun 2008 di Amerika juga sempat terjadi resesi besar yang membuat para pekerja di Amerika merasa terpukul keras. Namun di tengah krisis keuangan tersebut perusahaan-perusahaan startups justru muncul dan semakin besar serta sukses hingga sekarang.

Ini menandakan bahwa sebenarnya tidak semua krisis itu memberikan dampak buruk, tetapi tergantung pada diri kita bagaimana dalam menghadapinya dan pandai mengambil momentum. Dapun beberapa perusahaan yang lahir saat krisis tersebut yaitu;

  1. Groupon

Sorang pengusaha bernama Andrew Mason mendirikan Groupon pada tahun 2008. Ini adalah sebuah situs web yang berfungsi untuk mempromosikan perusahaan dengan menawarkan produk dan layanan mereka kepada konsumen melalui web.

Selama dalam masa kirisis, Groupon mampu memberikan solusi pemasaran yang menghubungkan bisnis dan merek produk dengan pelanggan mereka. Satu dari lima karyawan pertama Groupon pada tahun 2008 kini menjdi CEO platform pemasaran eksperimental Surkus. Di saat ketidakpastian pasar, perusahaan teknologi memang memberikan efisiensi, penghematan biaya, dan nilai transparan kepada semua perusahaan yang sedang berkembang.

 

  1. Cloudera
Pada tahun 2008, Insinyur  Google, Yahoo! serta Facebook yakni Christophe Bisciglia, Amr Awadallah dan Jeff Hammerbacher menciptakan Couldera.
Couldera merupakan salah satu perusahaan perangkat lunak dan data warehouse yang berbasis Silicon Valley yang bernilai lebih dari 2 Miliar Dolar.

 
  1. Uber
Pada tahun 2009, pengusaha Travis Kalanick dan Garret Camp mendirikan Uber setelah mereka tidak dapat menemukan taksi pada saat malam yang dingin di Paris. 
Perusahaan rideshare raksasa ini telah berkembang secara internasional di berbagai platform. Uber menyediakan beberapa fitur layanan seperti layanan pengiriman makanan, layanan sepeda dan skuter atau ojek online, serta layanan staf sementara. Perusahaan ini berilai sekitar 47 Miliar Dolar.
Uber sendiri juga sempat digunakan di Indonesia, namun lambat laun jasa Uber terkalahkan dengan perusahaan startups serupa yakni Go-jek  dan Grab. 
Go-jek sendiri didirikan salah oleh Nadeem Makarimm yang saat ini menjabat sebagai Menteri Pendidikan dan Kebudayaan di Indonesia. Go-jek juga telah menjadi salah satu perusahaan startups unicorn di Indonesia. Bahkan dalam situasi pendemi Covid-19 saat ini, layanan Go-jek dan Grab justru semakin dibutuhkan untuk keperluan Go-food atau layanan pengiriman makanan.

 
  1. Slack,
Salah satu pendiri situs web foto Flickr yakni Stewart Butterfield telah menciptakan aplikasi perpesanan kerja Slack pada tahun 2009
Selama wabah Covid-19 ini melanda, Slack telah mengalami peningkatan permintaan penggunaan dari perusahaan-perusahaan yang menerapkan sistem work from home.
Menurut Butterfield dalam tweetnya mengatkan bahwa pada akhir kuartal ketiga dan ke empat tahun 2019, Slck menambahkan sekitar 5.000 pelanggan baru yang dibayar bersih. 
Lalu pada akhir Maret di pertengahan kuartal pertama tahun 2020, aplikasi ini telah menambahkan sekitar 7.000 pelanggan baru, lalu mengalami pertambahan jumlah lagi hingga melewati batas 9.000 pengguna baru. Slack sendiri bernilai hingga 15 Miliar Dolar.

 
  1. Square
Pendiri Twitter Jack Dorsey dan pengusaha Jim McKelvey mulai menciptakan Square pada tahun 2009. Squre merupakan salah satu aplikasi layanan pedagang dan layanan pembayaran mobile secara online. Platform ini digunakan oleh lebih dari 30 juta perusahaan untuk menyelesaikan transaksi keuangan. Square saat ini bernilai lebih dari 23 Miliar Dolar.

 
  1. GV
Pada tahun 2009, seorang kapitalis ventura yakni Bill Maris mendirikan GV atau Google Ventures. Sebelumnya Google Ventures adalah cabang modal ventura dari Alphabet Inc
GV telah berinvestasi pada sejumlah startup yang juga didirikan resesi 2008. Beberapa di antaranya  termasuk Uber, Slack dan Cloudera. Perusahaan itu mengatakan mengelola dana  lebih dari 4,5 Miliar Dolar.

 
  1. Whatsapp

Seperti yang kita tahu, hingga saat ini aplikasi perpesanan terenkripsi  ini masih banyak sekali digunakan oleh penduduk di seluruh dunia. Pada tahun 2009 Veteran Yahoo Jan Koum dan Brian Acton menciptakan Whatsapp untuk untuk seluruh penduduk dunia agar bisa saling mengirim pesan dengan cepat.

Dengan menggunakan jaringan internet atau Wi-Fi aplikasi ini sudah dapat digunakan di berbagai negara. Setelah mengetahui Whatsapp banyak digunakan penduduk dunia. Facebook akhirnya membeli aplikasi tersebut.yang kini memiliki lebih dari 2 miliar pengguna Global dengan harga yang cukup mengagumkan yaitu 19 Miliar Dolar pada tahun 2014.

 

  1. Venmo
Pada tahun 2009, teman-teman kuliah Iqram Mgdon –Ismail dan Andrew Kortina meluncurkan aplikasi pembayaran digital yang bernama Venmo. Aplikasi ini digunakan untuk bertukar uang secara digital tanpa dikenakan biaya transfer yang tinggi.
Namun pada tahun 2012 Venmo dibeli oleh Braintree seharga 26 juta Dolar. Kemudian Braintree diakuisisi oleh perusahaan pembayaran digital raksasa yang bernama Paypal dengan membelinya seharga 300 juta Dolar pada tahun 2013.

 
  1. Instagram

Pada tahun 2010, Kevin Systrom dan Mike Krieger menciptakan salah satu aplikasi media sosial untuk visual seperti foto dan video yang bernama Instagram.

Aplikasi ini sekarang memiliki lebih dari 400 karyawan,dan lebih dari 120 juta pengguna. Namun akhirnya Facebook membeli aplikasi ini pada tahun 2012 sebesar 1 Miliar Dolar. Kini Whatsapp dan Instagram telah diakuisisi oleh Facebook.

Selain untuk akun pribadi, banyak dari pengguna Instagram yang memanfaatkannya sebagai media iklan atau marketing suatu bisnis. Tak jarang juga yang menggunakannya untuk berbisnis online shop.

Sehingga banyak dari pengguna Instagram yang menggunakan aplikasi ini untuk mencari penghasilan.

 

  1. Pinterest

Pengusaha Ben Silbermann, Evan Sharp dan Paul Sciarra telah membuat Pinterest pada tahun 2010. Pinteret adalah sebuah situs web dan aplikasi yang dibuat menyerupai buku kliping digital. Lebih dari 300 juta orang menggunakan platform ini setiap bulannya. Perusahaan ini bernilai 8,6 Miliar Dolar.

10 startups ini adalah salah satu contoh bahwa dalam situasi krisis seperti ini tidak menutup kemungkinan bahwa kita masih bisa mendapatkan momentum untuk mendirikan bisnis.

Jika Anda memiliki perusahaan startups yang mungkin juga merasakan dampak pandemic Covid-19. Maka inilah waktu Anda untuk membuktikan seberapa tangguh perusahaan Anda untuk tetap bertahan. Instagram, Whatsapp, Pinterest,dan Slack adalah beberapa perusahaan yang dilhirkan di tengah terjadinya krisis namun bis berkembang dan justru semakin sukses hingga saat ini.

Dalam pandemic Covid-19 ini, perusahaan startups  yang masih memungkinkan untuk terus bertahan adalah perusahaan dibidang jasa dan perpesanan online seperti Go-Jek, Grab, Zoom, Flock, Ruang Guru dan masih banyak lagi. Karena melihat  semakin banyak yang membutuhkan beberapa aplikasi tersebut karena kebijakan work from home.